Select Page

Baptisan dan 1 Petrus 3:21

by | Mar 27, 2009 | Indonesian, International

1 Petrus 3:21 mengatakan, “Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan–maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah–oleh kebangkitan Yesus Kristus.”  Inilah satu-satunya ayat dalam Alkitab yang mengatakan bahwa baptisan menyelamatkan.  Apakah ayat ini mengajarkan bahwa kita harus dibaptis agar bisa diselamatkan?  Tidak.  Tetapi, supaya kita dapat memahami ayat ini dengan benar, kita perlu untuk melihat konteksnya.

“Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh; 19 dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, 20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Alah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. 21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan -maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah oleh kebangkitan Yesus Kristus, 22 yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya,” (1 Petrus 3:18-22).

Terjemahan ayat 21 dari Alkitab Bahasa Inggris versi NASB adalah terjemahan yang paling baik, yaitu:  “and corresponding to that, baptism now saves you.” (Indonesianya: dan sehubungan dengan itu, baptisan sekarang menyelamatkan kamu)  Kata kunci dalam bagian ini adalah kata dalam Bahasa Yunani: antitupon. Yang berarti “kopi/ tiruan,” “tipe,” “sehubungan dengan,” “sesuatu yang menyerupai lainnya,” “padanannya,” dll.   Inilah yang diterjemahkan sebagai kata “kiasan” dalam Alkitab Indonesia.  Baptisan adalah representasi, suatu kopi, suatu contoh dari sesuatu yang lain. Pertanyaannya adalah “merupakah tipe dari apakah?”, atau  “Baptisan dapat disamakan dengan apakah?”.

Jika kita perhatikan konteks ayat ini, suatu kemungkinan yang menarik akan muncul, meskipun saya akui, bukanlah suatu tafsiran yang sangat disukai oleh para sarjana.  Baptisan dapat disamakan dengan apakah? Banjirkah? Atau, Bahterakah? Apakah yang telah menyelamatkan keluarga Nuh? Bah itu ataukah bahteranya? Jelas, bahteranya. Nuh membangun dan masuk ke dalam bahtera berdasarkan iman dan diselamatkan (Ibrani 11:7). Air bah itu menghancurkan mereka yang fasik.  Lagi pula, Petrus secara konsisten mengacu kepada air bah sebagai alat untuk menghancurkan orang fasik (2 Petrus 2:5; 3:6), bukan sebagai keselamatan bagi Nuh dan keluarganya.  Melainkan, bahtera itulah yang menyelamatkan, bahtera yang dimasuki oleh Nuh dengan iman.  Sangat cocok rasanya bahwa baptisan di sini mengacu kepada bahtera, bukan air bah.  Itulah mengapa sisa ayat tadi mengatakan, “maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah oleh kebangkitan Yesus Kristus” yang konsisten dengan apa yang dikatakan Paulus dalam Kolose 2:11-12 di mana ia menyamakan baptisan dengan penyunatan atas hati.

Masalah dengan tafsiran ini adalah bahwa tafsiran ini tidak sesuai dengan “air dalam tipologi air.”  Tampaknya akan lebih alamiah jika menyamakan air baptisan dengan air bah, karena sama-sama air.  Lebih jauh lagi, jika kita melihat bahwa air bah itu merupakan alat untuk menyingkirkan kejahatan dari muka bumi, kita dapat berkata “sesuai dengan” air dari baptisan yang menyingkirkan dosa dari hati kita.  Meskipun cara menafsir seperti ini tampak lebih alamiah, tafsiran seperti ini juga bermasalah.

Air baptisan bukanlah yang menyelamatkan kita, tetapi pengorbanan Kristus yang kita terima berdasarkan imanlah yang menyelamatkan kita.  Kita membaca banyak sekali ayat mengenai pembenaran karena iman (Roma 5:1), keselamatan karena iman (Efesus 2:8), dll., bukan pembenaran “oleh iman dan baptisan,” atau keselamatan “oleh iman dan baptisan.”1 Faktanya adalah bahwa keselamatan diterima berdasarkan iman.  Petrus, karena tidak ingin mengatakan bahwa baptisan itu sendiri adalah yang menyelamatkan kita, denga segera menambahkan kata-kata, “maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah oleh kebangkitan Yesus Kristus.”  Baptisan air, karenanya, mestinya mengiringi karya Roh Kudus dalam diri seseorang.  Komentar tambahan Petrus menerangkan kepada kita bahwa kegiatan baptisan fisik bukanlah hal yang menyelamatkan, tetapi “baptisan sebagai permohonan kepada Allah.”  Permohonan kepada Allah melalui iman ini sama dengan iman Nuh dalam Tuhan yang memimpinnya untuk membangun bahtera, memasukinya, dan tetap tinggal di sana hingga banjir berlalu. Bahtera itulah yang menyelamatkan Nuh, bukan air bah itu.

Peristiwa banjir bagi Nuh adalah suatu tipe baptisan seperti halnya menyeberangi Laut Merah merupakan tipe baptisan bagi orang Israel.

“Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. 2 Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. 3 Mereka semua makan makanan rohani yang sama 4 dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.” (1 Korintus 10:1-4)

“Baptisan” Nuh dan “baptisan” Israel berfungsi sebagai perlambang dari tradisi; yaitu, keduanya memindahkan orang-orang dari dunia yang lama ke dunia yang baru, dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru.  Bukan airnya yang menyelamatkan, tetapi hal-hal rohani yang dilambangkan oleh air itu yang menyelamatkan.  Untuk kasus Nuh hal spritual itu adalah iman kepada Allah.  Bagi Musa juga adalah iman kepada Allah.

Tetapi sebagian dari kita mungkin berkata bahwa karya Roh Kudus dan tindakan baptisan adalah hal yang simultan/ terjadi berbarengan, yakni Roh Kudus bekerja di dalam dan melalui baptisan untuk membawa kelahiran baru.  Tetapi hal ini tidak mungkin karena Alkitab mengatakan kepada kita bahwa keselamatan adalah melalui iman (Roma 5:1; Efesus 2:8).  Di samping itu, kita memiliki contoh yang jelas dari Alkitab bahwa orang-orang diselamatkan sebelum mereka dibaptis.

Kisah Para Rasul 10:44-48

“44Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. 45Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, 46sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus:47’Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?’ 48Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.” (Kisah Para Rasul 10:44-48).

Dalam ayat-ayat ini kita lihat bahwa Petrus sedang mengkotbahkan injil dan Roh Kudus turun atas pendengar-pendengarnya.  Dalam ayat 45 kita baca bahwa “karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga.”   Karunia ini dimanisfestasikan dalam bentuk bahasa lidah. Hal ini sangat penting karena, karunia bahasa Roh hanya diberikan kepada orang percaya, lihat 1 Korintus 14:1-5. Lagipula, ayat 46 mengatakan bahwa mereka “memuliakan Allah.”  Orang yang belum percaya tidak akan memuliakan Allah. Mereka tidak sanggup memuji karena pujian adalah masalah spiritual yang sangat dalam yang adalah hal yang asing bagi orang yang belum percaya (1 Korintus 2:14).  Karena itulah, mereka yang di dalam Kisah Para Rasul 10:44-46 yang berbicara dalam bahasa lidah dan memuji Allah adalah orang-orang yang sungguh-sungguh telah diselamatkan karena mereka bergerak dalam Kuasa Roh Kudus, berbicara bahasa lidah, dan memuliakan Allah.  Roh Kuduslah yang memberikan karunia spiritual kharismatis kepada geraja (1 Korintus 12:27-28), bukan kepada orang-orang yang belum percaya.  Sekarang, tolong catat bahwa setelah gerakan dari Roh Kudus inilah orang-orang itu dibaptis.  Jika baptisan diperlukan untuk keselamatan, bagaimanakah orang-orang ini bisa berbahasa lidah dan memuliakan Allah sebelum mereka dibaptis?

Jika anda mengatakan bahwa hal itu adalah karena Roh Kudus bekerja di atas dan melalui orang-orang yang belum diselamatkan, maka ingatlah bahwa karunia bahasa lidah dan memuliakan Allah adalah untuk gereja, bukan untuk orang yang belum percaya.  Gereja terdiri dari orang-orang yang telah diselamatkan, bukan orang-orang yang belum percaya. Jika mereka belum diselamatkan sebelum mereka dibaptis, maka mereka belum di dalam tubuh Kristus dan tidak akan bergerak dalam karunia kharismatik.  Karenanya, mereka telah lahir baru sebelum mereka dibaptis.  Ini bukanlah pengecualian. Ini realita.

Kesimpulan

1 Petrus 3:21 tidaklah mengajarkan kita bahwa baptisan adalah yang menyelamatkan kita.  Melainkan, ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa air itu melambangkan suatu pembersihan spiritual melalui kuasa Roh Kudus yang diperoleh melalui kemenangan Kristus atas maut.  Permohonan orang tersebut kepada Allahlah yang menyelamatkannya, bukan pembasuhan air atas badan.

  • 1. Matius 16:16 mengatakan, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum..”   Silakan lihat artikel Baptisan dan Markus 16:16 untuk telaah atas ayat ini.

SUPPORT CARM

Thank you for your interest in supporting CARM. We greatly appreciate your consideration!

SCHOOLS USER LOGIN

If you have any issues, please call the office at 385-246-1048 or email us at [email protected].

MATT SLICK LIVE RADIO

Call in with your questions at:

877-207-2276

3-4 p.m. PST; 4-5 p.m. MST;
6-7 p.m. EST

You May Also Like…