Select Page

Apakah anak turut menanggung dosa bapaknya?

by | Mar 19, 2009 | Indonesian, International

  1. Ya
    1. (Keluaran 20:5) – “Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,”
    2. (Ulangan 5:9) – “Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,”
    3. (Keluaran 34:6-7) – “Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, 7yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.”
    4. (1 Korintus 15:22) – “Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.”
  2. Tidak
    1. (Ulangan 24:16) – “Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri.”
    2. (Yehezkiel 18:20) – “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.”

Keluaran 20:5, adalah bagian dari sepuluh perintah Allah. Sepuluh Perintah Allah dirancang dalam bentuk perjanjian. Pola perjanjian Raja-Pengikut (Suzerain-Vassal) yang kerap dipakai di Timur Dekat diterapkan di sini. Pola perancangan ini termasuk perkenalan (pembukaan) yang menerangkan siapa yang sedang membuat perjanjian itu (Keluaran 20:2), apa yang telah dilakukan oleh si pembuat perjanjian (20:2), hukum-hukum (20:3-17), penghargaan- penghargaan (20:6,12), dan hukuman-hukuman (20:5,7). Berdasarkan pola perjanjian ini, jika seorang ayah menyesatkan keluarganya, akibat dari penyelewengan ini seringkali tertinggal hingga bergenerasi-generasi. Hal ini karena sang ayah telah tidak setia (ingkar) terhadap perjanjiannya dan Allah telah menyebutkan sebelumnya bahwa ada hukuman bagi orang yang melanggar pernjanjian dengan Allah. Inilah kasus yang terjadi dalam ayat-ayat yang berhubungan dengan dosa-dosa yang ditimpakan kepada anak-anaknya. Jika seorang ayah menolak perjanjian Allah dan membawa keluarganya ke dalam dosa dan menolak Allah, anak- anaknya akan menderita akibat-akibat perbuatannya itu, seringkali hingga bergenerasi- generasi. Apakah hal ini adil bukanlah menjadi soal di sini. Dosa ada dalam dunia ini. Akibat dosa mempengaruhi banyak generasi.

Di pihak lain,  Keluaran 24:16 berhubungan dengan masalah legal (hukum) sebagaimana yang ditunjukkan oleh konteksnya dalam ayat 24:6-19. Yehezkiel 18:20 hanyalah mengulang kembali hukum-hukum dari kelima kitab Musa. Karenanya, konteks dari ayat-ayat yang mengatakan bahwa anak tidak bertanggung jawab atas dosa orang tuanya adalah mengenai aspek-aspek hukum (legal) dalam sistem peradilan Yahudi. Sedangkan ayat-ayat yang mengatakan bahwa anak turut menderita akibat dosa bapaknya berhubungan dengan pemberontakan orang tua terhadap perjanjian dengan Allah dan pembalasan Allah terhadap  pemberontakan (dosa-dosa) orang tua tersebut.

Sebagai catatan tambahan, di dalam Alkitab ada satu konsep yaitu Kepemimpinan Federal. Ini berarti bahwa laki-laki, yang menjadi ayah, mewakili keluarganya. Kita dapat melihat hal ini dalam Taman Eden melalui riwayat Adam dan Hawa. Hawa adalah yang pertama makan buah terlarang itu, dialah yang pertama kali berdosa. Tetapi, Alkitab menegaskan bahwa dosa masuk ke dunia melalui Adam (Roma 5), bukan Hawa. Hal ini adalah karena Adam adalah Kepala Federal dari seluruh umat manusia. Lebih jauh lagi perhatikanlah Ibrani 7:7-10 sebagai berikut:

“Memang tidak dapat disangkal, bahwa yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi. 8Dan di sini manusia-manusia fana menerima persepuluhan, dan di sana Ia, yang tentang Dia diberi kesaksian, bahwa Ia hidup. 9Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan perantaraan Abraham dipungut juga persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima persepuluhan, 10sebab ia masih berada dalam tubuh bapa leluhurnya, ketika Melkisedek menyongsong bapa leluhurnya itu.”

Dalam ayat ini dapat kita lihat bahwa Lewi, yang adalah keturunan Abraham, membayar perpuluhan kepada Melkisedek, selagi ia masih dalam tubuh (dalam bentuk benih) bapa leluhurnya. Pada waktu itu Lewi belum lahir. Dengan kata lain, Abraham, sang bapa leluhur, mewakili keturunannya. Ketika Abraham membayar perpuluhan, demikian jugalah Lewi. Karena itulah, kita dapat melihat bahwa konsep Kepemimpinan Federal diterangkan baik dalam Perjanjian Lama maupun Baru. Kita dapat menyimpulkan bahwa Allah akan membalaskan  kejahatan ayah terhadap keturunannya jika sang ayah telah ingkar terhadap perjanjiannya dengan Allah. Sementara di ayat-ayat yang lain yang tidak mengatakan bahwa anak tidak ikut menanggung kesalahan bapaknya adalah ayat-ayat yang berhubungan dengan masalah hukum legal dalam masyarakat. Tidak ada kontradiksi di sini.

SUPPORT CARM

Thank you for your interest in supporting CARM. We greatly appreciate your consideration!

SCHOOLS USER LOGIN

If you have any issues, please call the office at 385-246-1048 or email us at [email protected].

MATT SLICK LIVE RADIO

Call in with your questions at:

877-207-2276

3-4 p.m. PST; 4-5 p.m. MST;
6-7 p.m. EST

You May Also Like…