Select Page

Baptisan dan Roma 6:3-5

by | Mar 27, 2009 | Indonesian, International

Roma 6:3-5 seringkali dipakai sebagai teks bukti untuk mereka yang menklaim bahwa baptisan merupakan hal yang esensial guna memperoleh keselamatan.  Ia adalah perbandingan yang kuat antara baptisan kita dan kematian Kristus, pemakaman, dan kebangkitan-Nya. Pada permukaannya, seseorang dapat saja berkesimpulan bahwa dari ayat-ayat ini, baptisan adalah bagian dari keselamatan.

“3Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? 4Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. 5Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.”

Apakah bagian Alkitab ini mengajarkan kepada kita bahwa baptisan merupakan hal yang perlu untuk keselamatan?  Tidak, sama sekali tidak.  Pertama-tama, kita tahu dari bagian lain dari Alkitab bahwa keselamatan diperoleh karena iman, bukan apa yang kita lakukan, Roma 3:28-30.  Kedua, kita dapat melihat dari bagian Alkitab lain bahwa baptisan itu mengikuti keselamatan, artinya dilakukan setelah orang tersebut diselamatkan.  Perhatikanlah Kisah Para Rasul 16:30-33 ketika kepala penjara bertanya kepada mengenai apa yang harus ia perbuat supaya bisa diselamatkan dan di bagian mana baptisan masuk.

“Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?””  31Jawab mereka: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” 32Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. 33APada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis.” (Kisah Para Rasul 16:30-33).

Jika baptisan merupakan bagian dari keselamatan, maka Paulus tentu akan berkata, “Percaya dan dibaptislah, maka kamu akan diselamatkan.”  Tetapi, ia tidak mengatakan demikian.  Juga pertimbangkanlah Kisah Para Rasul 10:44-46.

“Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus:’Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?'”

Orang-orang ini diselamatkan. Karunia Roh Kudus diberikan kepada orang-orang non Yahudi dan mereka berbicara dalam bahasa lidah. Hal ini sangat penting karena, karunia bahasa Roh hanya diberikan kepada orang percaya, lihat 1 Korintus 14:1-5. Lagian, orang-orang yang tidak percaya tidak akan memuji Allah. Mereka tidak sanggup memuji karena pujian adalah masalah spiritual yang sangat dalam yang adalah hal yang asing bagi orang yang belum percaya (1 Korintus 2:14). Karena itulah, mereka yang di dalam Kisah Para Rasul 10:44-46 yang berbicara dalam bahasa lidah dan memuji Allah adalah orang-orang yang sungguh-sungguh telah diselamatkan sebelum mereka dibaptis. Hal ini bukanlah suatu pengecualian. Ini realita.  Ini membuktikan bahwa baptisan tidak diperlukan untuk memperoleh keselamatan.

Apa yang dikatakan oleh Roma 6:3-5?

“3Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? 4Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. 5Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.”

Frase “dibaptis dalam” diterjemahkan dari frasa dalam Bahasa Yunani “baptizo eis” yang seharusnya diterjemahkan sebagai “dibaptis ke dalam” muncul lima kali dalam 4 ayat di dalam Perjanjian Baru..

  1. Roma 6:3, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?”
  2. 1 Korintus 10:2, “Dan mereka semua dibaptis ke dalam Musa di dalam awan dan lautan” (ini adalah terjemahan seharusnya yang berbeda dengan terjemahan Alkitab Terjemahan Baru – LAI, lihat bagian “Baptisan dan Kisah Para Rasul 2:38” paragraf ketiga untuk keterangan lebih lanjut tentang pemakaian kata depan “eis”).”
  3. 1 Korintus 12:13, “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.”
  4. Galatia 3:27, “Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.”

Semua frase bercetak tebal di atas seharusnya diterjemahkan sebagai “dibaptis ke dalam…”, karena dalam Bahasa Yunaninya, kata depan yang dipakai adalah “Eis”, yang berarti “ke dalam”, lihat bagian “Baptisan dan Kisah Para Rasul 2:38” paragraf ketiga untuk keterangan lebih lanjut tentang pemakaian kata depan “eis”. Dibaptis “ke dalam Kristus,” “ke dalam kematian-Nya,” “ke dalam Musa,” dan  “ke dalam satu tubuh” adalah diindentifikasikan secara publik  dengan apa yang ke dalamnya anda dibaptis.  Fokusnya bukanlah pada pembaptisan itu sendiri, tetapi pada apa yang direpresentasikan dari pembaptisan tersebut.  Dalam kasus Roma 6:3-5, dibaptis ke dalam Kristus adalah sebuah identifikasi di depan publik dengan kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus, yang mana ketiga kejadian yang dialami Kristus itulah yang dikatakan sebagai Injil yang menyelamatkan dalam 1 Korintus 15:1-4.  Baptisan, kemudian adalah suatu pengumuman di depan publik bahwa seseorang mempercayai pengorbanan Kristus.

Baptisan dengan pencelupan ke dalam air adalah simbol yang sempurna untuk karya Kristus yang dengannya orang-orang Kristen mengidentifikasikan dirinya.  Sebagaimana Kristus mati dan dibangkitkan ke kehidupan baru, demikian juga orang Kristen, dalam Kristus, dikatakan telah mati (Roma 6:11; Kolose 3:3) dan memiliki hidup yang baru.  Hidup baru dari kelahiran baru adalah timbul dari iman, secara internal.  Baptisan, adalah upaya eksternal untuk mengidentifikasikan diri dengan Kristus. Itulah mengapa acuan terhadap baptisan dalam Alkitab lebih sering berhubungan dengan “penyatuan dan pengidentifikasian kita dengan Kristus daripada baptisan air.”1

  • Baptisan adalah diidentifikasikan sebagai murid (Matius 28:18-19).
  • Baptisan bisa dibandingkan dengan kelahiran baru (Yohanes 3:5).
  • Baptisan dibandingkan dengan kematian dan kebangkitan Yesus (Roma 6:3-5).
  • Baptisan dibandingkan dengan keluarnya bangsa Israel dan melewati Laut Merah (1 Korintus 10:2)
  • Baptisan dibandingkan dengan bagaimana Nuh melepaskan diri dari hukuman air bah dan masuk ke dalam bahtera (1 Petrus 3:21).

Dalam tiap acuan di atas, baptisan adalah suatu identifikasi dengan sesuatu yang lain.  Ketika seseorang dibaptis ke dalam baptisan Yohanes, bukan baptisan itulah yang membuat mereka bertobat atau menjadikan pertobatan itu nyata.  Pertobatan adalah sesuatu yang terjadi di dalam hati dan adalah karya Allah (2 Timotius 2:25).  Untuk berpartisipasi dalam baptisan Yohanes adalah berarti mengumumkan kepada khalayak ramai bahwa orang yang sedang dibaptis itu telah menerima pesan dari Yohanes alias telah bertobat. Maka, baptisan Yohanes disebut baptisan pertobatan.  Bukan baptisan itu yang membawa pertobatan; melainkan, baptisan adalah hasil dari pertobatan.  Orang tersebut harus terlebih dahulu memutuskan untuk bertobat, dan kemudian dibaptis sebagai proklamasi dari keputsannya itu.   Demikian juga, orang Kristen harus terlebih dahulu harus memutuskan untuk bertobat, untuk menerima Kristus (Yohanes 1:12), bersandar pada pengorbanan Kristus, dengan iman, dan baru kemudian ia berpartisipasi dalam pengumuman kepada publik atas identifikasinya dengan karya Kristus.

Hal itu adalah identifikasi atas kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus.  Darah Yesus yang tercurah adalah apa yang membersihkan kita dari dosa-dosa (Ibrani 9:22), bukan pencucian dengan air.  Kematian Kristuslah yang menjadi pembayaran atas dosa-dosa kita.  Penguburan Kristus adalah bukti, bahwa sesungguhnya, Ia telah mati.  Kebangkitan Kristus adalah bukti dari diterimanya pengorbanan Kristus di atas kayu salib oleh Allah Bapa dan bukti bahwa maut telah dikalahkan.  Sekali lagi, bagi orang Kristen, baptisan adalah membuat pengumuman kepada khalayak ramai bahwa ia telah mempercayai karya Kristus, bahwa ia menamakan dirinya dengan menyandang nama Kristen yang berasal dari Kristus dan mempercayai apa yang telah dilakukan oleh Kristus.  Inilah mengapa dalam Roma 6:11, dikatakan “Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus” .  Mengapa?  Karena “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup; melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku,” (Galatia 2:20).  Di atas kayu saliblah Kristus membayar dosa-dosa kita, bukan dalam baptisan-Nya ataupun dalam baptisan kita.  Baptisan adalah identifikasi kita dengan Dia, menjadi diperhitungkan sebagai “dalam Kristus” yang mengijinkan kita untuk mengatakan bahwa kita telah disalibkan dengan Kristus sehingga kita dapat berkata kita telah mati bagi dosa. Kita tidak mati bagi dosa melalui baptisan kita. Melainkan, kita mati bagi dosa, melalui iman, dalam apa yang telah Kristus lakukan dalam pengorbanan-Nya.

Kesimpulan

Roma 6:3-5 berbicara kepada kita mengenai karya Kristus dan identifikasi kita kepada publik dengan karyanya itu.  Dalam kondisi pluralitas agama di Roma, dalam Hukum-Hukum yang ketat dalam sistem Yudaisme, dan illah-illah dari berbagai budaya lain, dibaptiskan adalah membuat suatu pernyataan komitmen yang berani terhadap Kristus sebagai Allah yang bangkit.  Bukan air baptisan yang menyelamatkan, tetapi iman di dalam Kristus dan karya-Nya.

  • 1. Enhanced Strongs Lexicon, (Oak Harbor, WA: Logos Research Systems, Inc.) 1995.

SUPPORT CARM

Thank you for your interest in supporting CARM. We greatly appreciate your consideration!

SCHOOLS USER LOGIN

If you have any issues, please call the office at 385-246-1048 or email us at [email protected].

MATT SLICK LIVE RADIO

Call in with your questions at:

877-207-2276

3-4 p.m. PST; 4-5 p.m. MST;
6-7 p.m. EST

You May Also Like…